.:Hilir–<@:.

PELAJARAN BERHARGA DARI KAYON


Suasana pagi di Surabaya. Tidak serasa seperti biasa, dingin dan menyejukkan hati. Andai hatiku bias berkata, “aku senang sekali hari ini!!!”.Teman, aku iri melihat kegiatan kalian. Berangkat ke sekolah dengan busana rapi dan wangi tak lupa ibu selalu menyiapkan sarapan spesial untuk bekal ke sekolah atau hanya sekedar makanan kecil yang manis dan lembut untuk mengganjal perut sebelum beraktifitas. Teman, aku ingin bisa mengucapkan “Ibu, Ayah… aku berangkat sekolah dulu. Assalamu’alikum” dengan mencium tangan mereka serta memohon agar doa mereka selalu mengiringi langkah kita dalam mencari ilmu.Curahan hati seorang anak sepintas terbayang di pikiranku. Sepanjang perjalanan ke daerah bantaran sungai di daerah kayon, yang terpikirkan hanya bagaimana suasana disana dan bagaimana wajah-wajah mereka sang ANJAL. Ditemani ukhti Tania aku bertanya apa yang harus aku lakukan jika aku bertemu dengan sahabat-sahabat kecil ini. Jujur, baru pertama kalinya aku bisa bersosialisasi langsung dengan mereka.“iya ukh, biasanya adik-adiknya ga’ mau di paksa untuk belajar. Yah, kita cuma bisa bersabar saja untuk ngadepin mereka. Kita turuti saja mereka mau belajar apa. Biasanya mereka minta di ajarin menggambar, berhitung, sama b. inggris juga, tapi untuk iqro’ diwajibkan sebelum pelajaran dimulai. Ukhti ga apa-apa ta ikut kegiatan ini?”“oh, begitu yan ukh. Ga apa kok ukh, sekalian ana ingin menambah pengalaman dan bisa berbagi dengan mereka-mereka.”“syukron katsir ya ukh. Tapi rata-rata teman-teman belum sebegitu tertariknya dengan kegiatan SOSKEM, kebanyakan mereka illfill dengan adek-adeknya.”“sama-sama ukh, lia juga minta bimbingannya entar.”Hanya senyum yang aku pajang sepanjang perjalanan itu. Aku hanya berharap pertemuan kali ini berkesan bagi mereka. Bismillah…. Baju dekil, ga’ tahu itu sudah di cuci apa belum atau memang sengaja tidak di cuci karena harga sabun yang mahal atau karena itu baju kesukaannya sehingga si ibu tidak tega untuk melepaskan bajunya. Eeee…. Rambutnya!!! Make semir merek apa tuh?! Amazing! Rambutnya sampe awet, gag bias tergoyahkan, warnanya sungguh menyilaukan, dan uh… baunya mengalahkan seprotan nyamuk di kampong-kampung. Ingusnya… subhanallah…Dengan nyengir-nyengir, pantat sedikit kelihatan gara-gara celananya yang sobek sana-sini. Salah satu adek cowok kecil, umurnya sekitar 4 tahun langsung berlari dan memeluk erat-erat ketika melihat aku dan mbak-mbak SOSKEM datang ke taman dekat dengan bantaran sungai Kayon.“aku langsung dipeluknya, Subhanallah.” Dalam hatiku berkata.Seakan mereka sudah kenal kami lama sekali dan seolah lama tidak berjumpa, padahal aku saja belum tahu nama-nama mereka, umur mereka, dan apa yang mereka senangi. Semua berbondong-bondong ingin digendong dan satu lagi yang membuatku sedikit tidak enak, betapa wanginya mereka, wangi yang begitu menggiris hati. Mungkin bagi mereka-mereka yang belum terbiasa akan menutup hidungnya erat-erat dan menjauh dengan menahan kepala yang pusing. Seperti aku, tapi aku tetap menuruti permintaan mereka dengan menggendong mereka sambil membawa ke tempat belajar. Mereka hanya tertawa riang. Pelajaran dimulai dengan Al-Fatihah. Meski dengan celometan mereka yang kadang jelas kadang tidak, tetapi kekhusyuan dan ketenangannya masih bisa kurasakan. Subhanallah… hamba hanya bias berucap syukur Pada.Mu. Iqro’ mulai mereka pelajari dan seperti sebelumnya, mereka susah di atur. Berebut mengambil jilid untuk mereka pelajari bersama kakak asuh lainnya. Akhirnya, suasana taman dekat bantaran sungai jadi meriah, rame, dan ribut, benar-benar rebut.“kak, iqro’nya sudah. Aku mau diajarin perkalian kak!” kata salah satu anak binaan. Sepertinya dia sudah kelas 3 sd.“okay deh. Nama adek siapa? Sekolahnya kelas berapa?” tanyaku kepada salah satu anak laki-laki itu.“Agus kak, baru kelas satu SD.” Jawab dia sedikit malu, tapi aku mencoba memberikan semangat untuknya. Gampang-gampang susah sebenarnya untuk membina anak-anak ini. Satu sisi kita tidak boleh egois dan selalu sabar, itu kuncinya. Para sukarelawan yang turun tangan masih sedikit dibandingkan dengan jumlah anak jalanan, jadi kita harus ekstra kerja keras untuk membimbing adek-adek dalam belajar agama maupun ilmu pengetahuan lainnya. “dek, kalau selesai maem jajan bungkusnya harus dibuang kemana hayo?” kata ukhti rina sambil ngingetin salah satu adek yang tiba-tiba membuang bungkus permen sembarang.“Ke KALI kak!!!” jawaban mereka serentak.Kami semua hanya bisa tertawa dan tersenyum melihat tingkah mereka, tidak tahu itu sebuah sindiran atau hanya kalimat iseng yang tiba-tiba mereka ucapkan begitu saja.Dilihat dari kehidupan mereka yang tanpa aturan, bebas, tanpa perhatian dan terlalu berbahaya bagi mereka yang seharusnya mendapatkan perlindungan yang lebih dari keluarga mereka. Tidak dapat dipungkiri juga, jika suatu saat keluarga merekalah yang membahayakan bagi mereka. Kata-kata kotor yang entah dari mana mereka dapatkan, sikap yang keras dan mudah marah, serta kebiasaan buruk yang membuat mereka di stamp sebagai anak urakan, berandal dan semacamnya. Kami hanya bisa beristighfar, berdoa serta membantu mereka untuk sedikit membuka belenggu itu.Berbagi dengan mereka sangat menyenangkan. Kita di tuntut lebih kreatif dan inovatif dalam mengajar. Ada yang fokus dengan tugas mereka, ada yang lari-larian, ngejar ayam, kucing, anjing. Ada yang manjat pohon, bertengkar dengan temannya dan kalau sudah ada yang nangis, kami juga yang susah. Tapi seru juga!!!Ikhlas dan bekerja sama membuat tugas ini jadi lebih menyenangkan. عن ابي هريرة – رضي الله عنه قال- عن النبي صلى الله عليه و سلم قال – من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه كربة من مرب يوم القيامة ، ومن يسر على معسر يسر الله عليه في الدنيا و الآخرة ، ومن ستر مسلما ستره الله فى الدنيا و الآخرة ، و الله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه . و من سلط طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا الى الجنة ، وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله و يتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة و غشيتهم الرحمة و حفتهم الملائكة و ذكرهم الله في من عنده ، و من بطأ به عمله لم يسرع به نسبه – رواه مسلم بهذا اللفظ
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya. Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila berkumpul suatu kaum di salah satu masjid untuk membaca Al Qur’an secara bergantian dan mempelajarinya, niscaya mereka akan diliputi sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dan dinaungi malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan derajatnya”. (Lafazh riwayat Muslim) [Muslim no. 2699]Hadits ini amat berharga, mencakup berbagai ilmu, prinsip-prinsip agama, dan akhlaq. Hadits ini memuat keutamaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang mukmin, memberi manfaat kepada mereka dengan fasilitas imu, harta, bimbingan atau petunjuk yang baik, atau nasihat dan sebagainya. (www.rumahislam.com)Mungkin kegiatan ini masih belum sebanding dengan penderitaan anjal yang tiap hari serasa semakin berat. Tapi, dari sinilah aku belajar lebih menghargai hidup serta mensyukuri segala sesuatu yang telah Allah berikan kepada hamba-hambanya. Mudah-mudahan bermanfaat bagi mereka dan yang lainnya.Berbagi adalah hal yang menyenangkan, apalagi dengan mereka-mereka yang ingin menjadi seperti kita, bantulah mereka teman, semampu dan seikhlasmu. Insya Allah nikmat Allah akan semakin bertambah dengan itu. Semangat Kemanusiaan! Wallahu’alam…“Ditulis dengan penuh pengharapan, atas bencana hati yang telah menerjangku, sangat besar. Allah SWT mengetahui rahasia hati hambanya.”

Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar